🌌

saya tidak mau menjadi matahari — pusat tata surya. karena bagi saya the world does not revolve around me — never did, never will.

saya tidak mau menjadi bulan yang menerangi malam — juga tidak mau menjadi bintang yang menghiasi malam. kadang ia tak terlihat, tertutup awan — atau abstain, sama sekali tidak muncul.

saya tidak mau menjadi hujan. sebagian orang menunggu, sebagian lagi mengutuk kedatangannya.

saya tidak mau menjadi petir. ia baik, memberi tanda sebelum gumuruh datang — tapi juga dapat melukai.

saya tidak mau menjadi pelangi. hanya muncul sebentar untuk dikagumi, lalu perlahan pergi.

saya tidak mau menjadi awan. siang malam ada — namun kadang juga tidak. terlalu semaunya menjadi stratus atau cumulus.

saya tidak mau menjadi komet ataupun meteor. dinanti dan dipanjatkan segala harap dan doa kepadanya — namun jarang sekali datang.

saya juga tidak mau menjadi si cantik aurora. terlalu eksklusif, hanya bisa ditemukan di beberapa tempat.

saya tidak ingin menjadi satu dari mereka — saya ingin menjadi semuanya.

saya ingin menjadi langit.

karena langit tidak memiliki batas, ia ada dimanapun tanpa harus berurusan dengan jarak dan cuaca.

karena langit tidak pergi saat siang berganti malam, saat tenang menjadi badai — saat susah maupun senang.

karena langit hanya satu, untuk setiap orang pandang dan amati. darimanapun dan semoga; sampai kapanpun.

karena langit selalu ada, bertahan, dan setia.

jadi, saat kamu ingin datang, duduk dan bercengkrama — saya ada.

saat kamu ingin lewat saja acuh tak acuh — saya ada.

saat kamu ingin sekedar berbasa-basi — saya ada.

saat kamu ingin mencurahkan gelisah, gundah, dan amarah — saya ada.

dan sekalipun kamu tidak ingin memiliki hubungan apapun — saya tetap ada.

sejatinya ini tentang saya, apapun yang ingin kamu lakukan tidak ada hubungannya dengan saya. it won’t define who i am, it defines you.

what defines me is what i do, what i believe, and what i want to be — and god knows;

i really want to be the sky.